Jumat, 25 Maret 2011

Studi Kelayakan Bisnis Itik

KERANGKA FORMAT PROPOSAL
STUDI KELAYAKAN BISNIS
USAHA BUDIDAYA ITIK MOJOSARI
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pengembangan usaha ternak itik di Indonesia cukup terbuka, baik untuk pasar dalam negeri maupun ekspor. Apalagi itik merupakan jenis unggas yang tidak asing bagi masyarakat. Ternak ini cukup potensial dan tidak bisa dipandang sebelah mata.
Indonesia memiliki keanekaragaman itik lokal yang mempunyai keunggulan adaptasi dan produksi tinggi. Bahkan kini telah dihasilkan jenis itik Hibrida yang dilakukan di BPTU Pelaihari Kalimantan Selatan yang bekerjasama dengan Balitnak Ciawi dan diberi nama itik Raja. Itik Raja mempunyai keunggulan pertumbuhan yang lebih cepat, dagingnya lebih tebal, dan aromanya tidak terlalu amis serta telurnya yang berprotein tinggi.Kekayaan ragam itik di Indonesia didukung dengan potensi besar dalam menyediakan aneka sumber bahan pakan dengan harga yang relatif murah berupa sisa atau hasil sampingan produk pertanian maupun perikanan. Dengan demikian, pemeliharaan itik dapat terintegrasi dengan sektor pertanian dan perikanan.Maraknya warung-warung tenda dan restoran yang menyajikan hidangan itik, membuat permintaan unggas air ini meningkat tajam. Seorang konsultan teknis dari sebuah perusahaan peternakan menunjukkan data kenaikan populasi itik pada tahun 2006 yang semula 32 juta ekor menjadi 42 juta ekor pada tahun 2009. Harga jual itik juga turut melonjak. Harga itik afkir di pasar berada pada kisaran Rp. 30.000 – Rp. 35.000 atau naik sekitar Rp. 5.000 – Rp. 10.000 per ekor (PoultryIndonesia, Mei 2010).

Namun demikian, tingginya permintaan tidak diantisipasi dan dipenuhi dengan baik oleh sistem produksi yang ada sekarang ini. Hal ini disebabkan pemeliharaan itik lokal sebagai itik potong masih dilakukan dalam jumlah relatif sedikit dengan cara pemeliharaan yang cenderung masih tradisional sehingga produkisi masih sedikit .

Di pedesaan pemeliharaan ternak itik umumnya sebagai hewan ternak maupun hanya sekedar hobi. Sistem pemeliharaan yang tradisional lebih berfungsi sebagai tabungan dan pelengkap kualitas gizi yang murah dan mudah.

Itik memiliki beberapa keunggulan dibanding unggas lain. Oleh karena itu, beternak itik bagi sebagian orang dianggap lebih mudah dan menghasilkan. Pemeliharaan dan perawatan itik relatif mudah, itik lebih tahan terhadap penyakit dan permintaan daging konsumsi yang terus naik.



B. GAMBARAN UMUM PROYEK
Dengan analisis di atas kami bermaksud akan mendirikan sebuah usaha yang bergerak dibidang peternakan yaitu ternak Itik (Bebek). Usaha ini akan diberi nama “Usaha Ternak itik BaDiri” yang lokasinya akan direncanakan di daerah, Jalan selalu merdeka no 007,kecamatan Pejuang sari,kabupaten Grobogan. Dimana kondisi alam di daerah tersebut sangat strategis untuk memelihara dan mengembangkan itik ini.

Nama usaha ini dinamakan “Usaha Ternak itik BaDiri” karena sesuai dengan jenis itik yang akan kami budidayakan yaitu Itik Tegal dan Itik Mojosari. Sebagaimana dijelaskan diatas bahwa itik Tegal merupakan itik pedaging yang cepat dalam pertumbuhannya sehingga cepat untuk di konsumsi sedangkan Itik mojo memiliki kelebihan dalam produksi telurnya yaitu 230-250 butir/tahun lebih banyak dibanding dengan itik lokal yaitu 180 butir/tahun.












BAB II
ASPEK PASAR DAN PEMASARAN

Berikut ini adalah hasil analisis untuk menentukan kelayakan usaha ini :
A. Aspek Pasar
Melihat peluang yang besar dalam bisnis budidaya itik kami perlu mengelompokkan pasar untuk mengetahui secara jelas kelompok masyarakat mana yang merupakan pasar potensial bisnis ini.Selain itu dilihat dari segi target pemasaran, kita mengetahui bahwa warung-warung makan sudah banyak menyediakan daging itik dan telur asin. Disamping itu dari segi persaingan, peternak unggas lebih memilih ayam dari pada itik sehingga sehingga menguntungkan usaha ini untuk cepat berkembang.

Berikut ini adalah beberapa analisis terhadap Aspek Pasar ini :
Analisis SWOT

A. Faktor Kekuatan (Strength)
a. Bahwa itik yang kami ternakan adalah jenis itik petelur yang unggul yaitu :
b. Itik Mojosari
Keunggulan :
- itik mojosari bertelur lebih banyak dibanding itik lokal lainnya yaitu rata-rata 230-250 butir/tahun dibanding dengan itik biasa yaitu 180 butir/tahun
- Berat telur rata-rata 65 gram lebih berat dari telur biasa yaitu 60 gram

1. Bahwa itik merupakan jenis unggas yang perawatannya relatif mudah dan murah. Mudah disini artinya bahwa itik tidak membutuhkan perawatan yang rumit dan model kandang yang sederhana. Perawatan meliputi pemberian pakan dan menjaga kebersihan kandang karena kita tahu itik memilki kelebihan tahan terhadap penyakit. Murah disini artinya pemberian pakan tidak terlalu memakan banyak biaya karena itik bisa mencari makan dialam terbuka ketika dilepas. Untuk pemberian makan rutin minimal 2 kali sehari.
2. Kita tidak hanya memanfaatkan daging dan telurnya saja akan tetapi kotoran dan bulunya bisa juga kita manfaatkan. Untuk kotoran dapat dijadikan sebagai pupuk tanaman dan bulunya bisa di buat untuk kerajinan seperti kipas dan lain sebagainya
B. Faktor Kelemahan
1. Diperkirakan pada awalnya tentu usaha ini akan mengalami kendala dalam segi pemasarannya seperti jumlah pembeli yang masih sedikit dan kurangnya kerjasama dengan pihak-pihak terkait. Dengan kondisi yang demikian kami akan berusaha untuk menutupi kekurangan tersebut dengan cara melakukan promosi yang lebih gencar dan menjalin kerjasama dengan pihak-pihak terkait seperti para pedagang dan para pemilik warung.
2. Karena usaha ini baru awal maka mungkin akan terjadi kendala pada saat pemeliharaan. Dengan kondisi yang demikian kami akan melakukan kerjasama dengan pengusaha itik lain untuk berbagi pengalaman dan saling membantu dalam hal pengadaan stok maupun pemasaran dari itik ini.

C. Faktor kesempatan
1. Melihat dari jumlah peternak unggas yang ada di Kabupaten Grobogan yang kebanyakan beternak ayam sedangkan untuk peternak itik masih sedikit tetapi permintaan akan telur itik semakin banyak maka kesempatan berusaha dengan sedikit pesaing yang membuat bisnis ini dapat berjalan dengan lancar
2. Beternak itik relative mudah dibandingkan dengan beternak ayam.Itik lebih tahan terhadap penyakit.
3. Mulai banyak warung-warung makan menyediakan menu itik,tetapi mereka kurang mendapat stok yang cukup karena jumlah peternak masih sedikit.



D. Faktor Ancaman
1. Kondisi perekonomian dan pengangguran,serta ancaman PHK yang tinggi membuat kemampuan masyarakat khususnya pada daya beli masyarakat menjadi menurun sehingga daya beli terhadap telur dan daging itik menjadi berkurang karena lebih memilih ayam yang harga lebih murah.

Aspek Segmentasi, target, dan Posisi
a. Segmentasi
Yang menjadi segmen dari usaha peternakan adalah segala segmen bawah dan menengah
b. Targeting
Yang menjadi target market adalah pengusaha telur asing,pedagang pasar, dan konsumen.
c. Positioning
Kami ingin menciptakan image atau citra perusahaan di benak konsumen sebagai perusahaan penghasil telur itik yang berkualitas,halal,tanpa tambahan obat-obat kimia berbahaya dan juga sebagai perusahaan yang siap bekerjasama dengan para investor dalam pengembangannya ke depan

A. Permintaan
Perkembangan permintaan saat ini Dewasa ini, kalau kita cermati, permintaan akan telur dan daging itik semakin meningkat seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya telur dan daging itik sebagai penunjang kebutuhan protein bagi tubuh. Terlebih dengan ditunjang oleh beragam cara yang mudah bagi masyarakat untuk mendapatkan telur dan daging itik.


B. Penawaran
Perkembangan penawaran saat ini Perkembangan penawaran disektor usaha peternakan itik pada saat ini memang relative masih biasa-biasa saja. Hal tersebut disebabkan karena sektor usaha ini belum dibidik dan dikelola secara serius. Oleh karena itu, agar usaha peternakan itik menjadi lebih baik maka perlu peningkatan penawaran yang memberikan nilai lebih bagi konsumen.












BAB III
ASPEK UMUM DAN ORGANISASI

A. Nama Unit Usaha
Unit usaha ini diberi nama’’Ternak Itik Badiri” dikarenakan bergerak dalam usaha ternak itik petelur yaitu itik Mojosari sebagai itik petelur unggulan dengan jumlah telur yang banyak dan berkualitas baik.

Nama organisasi : Peternakan Itik “Ternak Itik Badiri”
Jenis Organisasi : Peternakan dan budidaya itik petelur Mojosari
Pemilik : ANDI PRAMANA ATMAJA
BAGUS DWI SETYAWAN
Alamat : Jalan selalu merdeka no 007,kecamatan Pejuang sari,kabupaten Grobogan
No Telp : 080989999

B. Struktur Organisasi

PIMPINAN






KARYAWAN 1
KARYAWAN 2



Tugas-tugas
a. Pimpinan : melaksanakan fungsi-fungsi manajemen yaitu mulai dari merencanakan,mengorganisir,melaksanakan kegiatan dan mengawasi seluruh kegiatan dengan teliti.
b. Karyawan : - merawat dan memelihara itik dengan baik
–menjaga kebersihan kandang
-memberi pakan secara teratur

BAB IV
ASPEK EKONOMI DAN KEUANGAN

A. Investasi awal
Investasi awal ini terdiri dari pembelian titik mojosari siap telur dan biaya kandang itik.
a) Modal kerja
Tanah sendiri
Itik mojosari siap telur(Rp 39.000/ekor),400
Betina 400×Rp 39.000= Rp 15.600.000
Jantan 100×Rp 39.000= Rp 3.900.000
Jumlah = Rp 19.500.000 b) Kandang
Kandang itik sejumlah 5 kandang(1 kandang=100 ekor)
Kandang 5×Rp 200.000= Rp 1.000.000
Jumlah investasi awal( Rp 19.500.000+Rp1.000.000)= Rp 20.500.000
B. Biaya Operasional dan tetap
Biaya operasional yang timbul dari bisnis ini terdiri dari:
a) Penyusutan kandang(penggunaan 5 tahun)
Kandang Rp 1.000.000: 60bulan = Rp 17.000
b) Perawatan itik(sampai umur 12 bulan/masa afkhir)
Itik Mojosari 500ekor ×(Rp 39.000- Rp 31.000) = Rp 4.000.000/6bulan
= Rp 600.000
c) Biaya Pakan( Rp 2.000/kg,dengan asumsi 100 ekor untuk 15 kg)
Pakan 60 kg × Rp 2.000×30 hari = Rp 3.600.000
d) Biaya cadangan = Rp 100.000
e) Biaya listrik = Rp 50.000
f) Biaya Karyawan(2 orang) = Rp 1.000.000
Total biaya Operasional dan tetap (Rp17.000+Rp600.000+Rp3.600.000+Rp100.000+Rp50.000+Rp 1.000.000)=Rp 5.367.000/bulan
C. Sumber Pembiayaan
a) Modal Investor(untuk 2 orang,masing-masing sebesar Rp 5.000.000)= Rp 10.000.000
b) Modal Sendiri =Rp10.000.000
Jumlah = Rp 20.000.000

D. Pemasukan
Pemasukan diperoleh dari penjualan telur itik,pupuk,bulu itik.
a) Telur itik( Rp 1100/telur)x400x80%x30hari = Rp 10.560.000/bulan
b) Pupuk = Rp 40.000/bulan
Jumlah = Rp 10.600.000/bulan
E. Keuntungan
Pemasukan-Pengeluaran=(Rp 10.600.000-Rp 5.467.000)
=(Rp 5.133.000/bulan)
F. Sistem bagi hasil
70%:30%(70% untuk perusahaan,30% untuk investor)



















BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Dari hasil analisis beberapa faktor, ternyata usaha peternakan itik mampu memberikan hasil yang baik dan dapat dikatakan layak untuk dijalankan. Terlebih ketika ada dukungan dari masyarakat grobogan karena dengan usaha ini selain mengajarkan masyarakat grobogan usaha ternak itik ini dan sebagai sumber pekerjaan tersendiri bagi masyarakat sekitar deaerah peternakan dan dengan kesadaran masyarakat akan pentingnya mengkonsumsi telur-telur unggas terutama telur itik sebagai makanan penambah protein guna menjaga kesehatan, serta tingkat persaingan yang belum terlalu komptetitif, maka kondisi tersebut memberikan peluang yang baik untuk dibidik dijadikan peluang usaha. Peluang tersebut memberikan rasa optimis untuk menjalankan usaha ini.

B. Saran
Dalam menjalankan usaha peternakan itik petelur ini, yang perlu untuk diperhatikan adalah mengenai bagaimana menjaga stabilitas pasokan itik yang berkualitas dan mencari segmen yang tepat. Penentuan lokasi juga menentukan dalam memasarkan telur itik.

2 komentar:

Anonim mengatakan...

pengusaha itik kampus. haha

Anonim mengatakan...

Izin buat dijadikan acuan tugas Akuntansi Manajemen ya. Terimakasih